SUMBER DAYA DAN INDIKATOR CAPAIAN INOVASI TOSIBALLA’


Sumber Daya yang Digunakan dalam Inovasi TOSIBALLA’

Keberhasilan inovasi TOSIBALLA’ (Tanam Organik Serentak Inisiatif Balla’) di Kelurahan Lembang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, tidak terlepas dari dukungan dan optimalisasi berbagai sumber daya, baik internal maupun eksternal. Pemanfaatan sumber daya dilakukan secara terencana, efisien, dan partisipatif dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan serta pemberdayaan masyarakat sebagai pelaksana utama inovasi.

1. Sumber Daya Internal

Sumber daya internal menjadi fondasi utama dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian inovasi TOSIBALLA’. Dari aspek sumber daya manusia, Lurah Lembang berperan sebagai penggagas, pengarah kebijakan, sekaligus penanggung jawab utama inovasi. Perangkat kelurahan, baik ASN maupun non-ASN, terlibat aktif dalam perencanaan program, pendampingan kegiatan, pendataan penerima manfaat, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan inovasi di lapangan. Keterlibatan aparatur kelurahan ini memastikan bahwa inovasi berjalan sesuai dengan tujuan, regulasi, dan kebutuhan masyarakat.

Selain itu, aparatur kelurahan juga berperan dalam membangun koordinasi lintas sektor, mengintegrasikan program TOSIBALLA’ dengan kegiatan kelurahan lainnya, serta memastikan keberlanjutan inovasi melalui penguatan kelembagaan. Dengan dukungan kapasitas aparatur yang memadai, TOSIBALLA’ mampu dikelola secara profesional meskipun berbasis pada pendekatan sederhana dan partisipatif.

Dari aspek sumber daya lahan, inovasi TOSIBALLA’ memanfaatkan pekarangan Kantor Kelurahan Lembang sebagai demplot atau lahan percontohan. Pekarangan ini ditata dan dikelola sebagai pusat edukasi dan praktik langsung pertanian pekarangan organik. Keberadaan demplot menjadi sarana pembelajaran yang efektif bagi masyarakat untuk melihat, memahami, dan meniru teknik budidaya tanaman yang diterapkan. Pemanfaatan lahan kantor kelurahan ini juga mencerminkan komitmen pemerintah kelurahan dalam memberi contoh nyata kepada masyarakat.

Pada aspek sumber daya anggaran, TOSIBALLA’ didukung oleh alokasi APBD Kelurahan yang digunakan secara proporsional untuk pengadaan bibit tanaman, sarana pendukung, serta kegiatan pendampingan dan edukasi masyarakat. Selain itu, inovasi ini juga didukung oleh swadaya masyarakat, baik dalam bentuk tenaga, pemanfaatan lahan pekarangan pribadi, maupun penyediaan bahan pendukung seperti kompos dan alat sederhana. Kombinasi anggaran pemerintah dan swadaya masyarakat ini menciptakan rasa memiliki (sense of ownership) yang kuat serta memperkuat keberlanjutan program.

2. Sumber Daya Eksternal

Selain sumber daya internal, inovasi TOSIBALLA’ juga didukung oleh berbagai sumber daya eksternal yang berperan penting dalam penguatan teknis, pendampingan, dan perluasan dampak inovasi. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bantaeng menjadi mitra strategis utama yang memberikan dukungan kebijakan, teknis, serta bantuan bibit dan sarana pendukung sesuai kebutuhan. Dukungan dari dinas terkait memastikan bahwa inovasi selaras dengan program pembangunan daerah di bidang ketahanan pangan.

Peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) sangat signifikan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat. PPL memberikan bimbingan teknis terkait budidaya tanaman organik, pengelolaan hama dan penyakit, serta teknik panen yang baik. Pendampingan ini dilakukan secara langsung dan berkelanjutan, sehingga masyarakat memiliki kemampuan praktis dalam mengelola pekarangan secara produktif.

Keterlibatan TP PKK, RT/RW, dan LPM menjadi kekuatan sosial utama dalam pelaksanaan TOSIBALLA’. TP PKK berperan dalam menggerakkan kelompok perempuan dan keluarga, RT/RW berfungsi sebagai pendamping dan pemantau pertumbuhan tanaman melalui sistem pencatatan sederhana, sementara LPM mendukung pengorganisasian masyarakat dan penguatan partisipasi warga. Sinergi kelembagaan ini menciptakan jaringan kerja yang solid hingga ke tingkat rumah tangga.

Yang tidak kalah penting, masyarakat merupakan sumber daya utama sekaligus pelaksana inti inovasi TOSIBALLA’. Masyarakat berperan aktif dalam menanam, merawat, mencatat pertumbuhan tanaman, serta memanfaatkan hasil panen untuk konsumsi maupun nilai ekonomi. Dengan menjadikan masyarakat sebagai subjek inovasi, TOSIBALLA’ mampu membangun kemandirian dan keberlanjutan program.


Indikator Capaian Inovasi TOSIBALLA’

Untuk mengukur keberhasilan dan dampak inovasi TOSIBALLA’, Pemerintah Kelurahan Lembang menetapkan sejumlah indikator capaian yang terukur dan relevan dengan tujuan inovasi. Indikator ini menjadi dasar dalam monitoring, evaluasi, serta pengambilan kebijakan lanjutan.

Indikator pertama adalah jumlah rumah tangga yang memanfaatkan pekarangan secara organik. Peningkatan jumlah rumah tangga yang aktif menanam menjadi tolok ukur utama keberhasilan adopsi inovasi di tingkat keluarga. Semakin banyak rumah tangga yang memanfaatkan pekarangan, semakin kuat ketahanan pangan berbasis komunitas yang terbentuk.

Indikator kedua adalah jumlah kelompok yang melaksanakan tanam dan panen serentak. Keberadaan kelompok tanam menunjukkan tingkat partisipasi dan kekompakan masyarakat dalam menjalankan inovasi secara kolektif. Pola tanam dan panen serentak juga mencerminkan keberhasilan pengorganisasian masyarakat oleh RT/RW dan TP PKK.

Indikator ketiga mencakup jenis dan volume hasil panen pekarangan. Keanekaragaman jenis tanaman dan peningkatan volume hasil panen menjadi bukti nyata efektivitas inovasi dalam meningkatkan produksi pangan rumah tangga. Data ini juga digunakan untuk melihat potensi pengembangan ekonomi berbasis hasil pekarangan.

Indikator keempat adalah peningkatan pemenuhan gizi keluarga. Dengan tersedianya sayuran segar dan sehat dari pekarangan, diharapkan terjadi peningkatan kualitas konsumsi pangan keluarga. Indikator ini diukur melalui perubahan pola konsumsi rumah tangga dan pemanfaatan hasil panen untuk kebutuhan sehari-hari.

Indikator kelima adalah tambahan pendapatan keluarga dari hasil pekarangan. Pendapatan tambahan yang diperoleh dari penjualan hasil panen menjadi indikator penting dampak ekonomi inovasi TOSIBALLA’. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi tidak hanya berdampak pada aspek sosial dan kesehatan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

Melalui pemanfaatan sumber daya yang optimal dan penetapan indikator capaian yang jelas, inovasi TOSIBALLA’ diharapkan dapat terus berkembang sebagai inovasi pelayanan publik yang berdampak nyata, terukur, dan berkelanjutan, serta menjadi model praktik baik yang dapat direplikasi di wilayah lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INOVASI TOSIBALLA -Kelurahan Lembang Bantaeng

@soratemplates