Implementasi dan Dampak Positif Inovasi TOSIBALLA’

 


Inovasi TOSIBALLA’ (Tanam Organik Serentak Inisiatif Balla’) merupakan program unggulan Pemerintah Kelurahan Lembang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, yang dirancang dan diimplementasikan secara bertahap, partisipatif, dan berkelanjutan. Implementasi inovasi ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek teknis penanaman, tetapi juga pada penguatan kelembagaan, perubahan perilaku masyarakat, serta penciptaan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang nyata di tingkat keluarga dan komunitas.

Tahapan Implementasi TOSIBALLA’

Implementasi TOSIBALLA’ diawali dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat kelurahan hingga RT/RW, melibatkan TP PKK, LPM, dan tokoh masyarakat. Pada tahap ini, Pemerintah Kelurahan Lembang menyampaikan tujuan, manfaat, serta mekanisme pelaksanaan inovasi TOSIBALLA’. Sosialisasi bertujuan membangun pemahaman bersama, menumbuhkan kesadaran, dan mendorong partisipasi aktif masyarakat sejak awal program.

Tahap selanjutnya adalah pembentukan kelompok tanam pekarangan. Kelompok dibentuk berdasarkan wilayah RT/RW untuk memudahkan koordinasi dan pendampingan. Pembentukan kelompok ini menjadi strategi penting dalam memperkuat kebersamaan, gotong royong, serta tanggung jawab kolektif dalam pelaksanaan inovasi. Setiap kelompok memiliki peran dalam pengaturan jadwal tanam, perawatan tanaman, hingga pelaksanaan panen serentak.

Sebagai bentuk pembelajaran praktis, Pemerintah Kelurahan Lembang kemudian melakukan pembuatan demplot (demonstration plot) di pekarangan Kantor Kelurahan Lembang. Demplot ini dikelola secara langsung oleh aparatur kelurahan dengan pendampingan dari Dinas Ketahanan Pangan dan penyuluh pertanian lapangan. Demplot berfungsi sebagai pusat edukasi dan contoh nyata penerapan pertanian pekarangan organik, sehingga masyarakat dapat melihat langsung hasil dan teknik yang diterapkan sebelum menirunya di pekarangan masing-masing.

Tahapan berikutnya adalah pendampingan teknis kepada masyarakat. Pendampingan dilakukan secara berkelanjutan oleh penyuluh pertanian lapangan, aparatur kelurahan, TP PKK, serta RT/RW. Materi pendampingan meliputi teknik penanaman, perawatan tanaman, penggunaan pupuk organik, pengendalian hama ramah lingkungan, serta pencatatan pertumbuhan tanaman. Pendampingan ini memastikan bahwa masyarakat tidak hanya menerima bantuan bibit, tetapi juga memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola pekarangan secara produktif dan berkelanjutan.

Implementasi TOSIBALLA’ mencapai puncaknya pada kegiatan panen bersama. Panen bersama dilaksanakan secara serentak sesuai dengan jadwal yang telah disepakati kelompok. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen evaluasi keberhasilan tanam, tetapi juga menjadi sarana memperkuat kebersamaan dan apresiasi terhadap hasil kerja bersama. Panen bersama juga menjadi ajang berbagi pengalaman, saling belajar, dan mendorong keberlanjutan kegiatan tanam berikutnya.

Dampak Positif Inovasi TOSIBALLA’

Dampak positif pertama yang dirasakan dari implementasi TOSIBALLA’ adalah meningkatnya ketersediaan pangan keluarga. Dengan memanfaatkan pekarangan rumah secara optimal, keluarga memiliki akses langsung terhadap sayuran segar dan sehat. Ketersediaan pangan ini membantu mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar serta memberikan rasa aman bagi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Dampak berikutnya adalah perbaikan gizi keluarga. Sayuran organik yang dihasilkan dari pekarangan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas konsumsi pangan keluarga. Konsumsi sayuran segar yang lebih rutin membantu memenuhi kebutuhan gizi, khususnya bagi anak-anak dan kelompok rentan. Dampak ini sejalan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di tingkat kelurahan.

Inovasi TOSIBALLA’ juga memberikan dampak sosial berupa penguatan nilai gotong royong dan kebersamaan. Kegiatan tanam dan panen serentak, pendampingan kelompok, serta panen bersama memperkuat interaksi sosial antarwarga. Gotong royong yang terbangun tidak hanya mendukung keberhasilan program, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan solidaritas di lingkungan masyarakat.

Dari sisi lingkungan, TOSIBALLA’ berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan. Penerapan pertanian organik mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan bahan kimia, memanfaatkan sampah organik sebagai kompos, serta menjaga kebersihan dan keasrian pekarangan. Lingkungan permukiman menjadi lebih hijau, sehat, dan nyaman untuk ditinggali.

Dampak ekonomi juga menjadi salah satu hasil nyata dari inovasi ini. Bertambahnya pendapatan keluarga secara berkelanjutan diperoleh dari penjualan hasil panen yang berlebih. Meskipun berskala kecil, pendapatan tambahan ini membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga. Pengelolaan hasil panen secara kelompok juga membuka peluang pengembangan usaha kecil berbasis pekarangan.

Secara kelembagaan, TOSIBALLA’ memperkuat peran aparatur kelurahan, RT/RW, dan TP PKK dalam pemberdayaan masyarakat. Inovasi ini menjadi sarana pembelajaran bersama dalam mengelola program berbasis partisipasi dan data, sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan publik di tingkat kelurahan.


Inovasi TOSIBALLA’ menjadi bukti nyata komitmen Pemerintah Kelurahan Lembang dalam menghadirkan pelayanan publik yang inovatif, partisipatif, dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat. Melalui implementasi yang terstruktur dan dampak positif yang dirasakan secara nyata, TOSIBALLA’ diharapkan dapat terus dikembangkan dan direplikasi sebagai model penguatan ketahanan pangan keluarga berbasis kearifan lokal di Indonesia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INOVASI TOSIBALLA -Kelurahan Lembang Bantaeng

@soratemplates